Sekali Lagi Tentang Al Aqsha. (Untuk Yang Belum Tahu Yang Mana Al Aqsha)
Oleh: Syeikh Raid Shalah (Ketua Harakah Islam di wilayah Palestina 48)
Map real Al-Aqsa mosque
Saya menemukan ketidakfahaman dan ketidaktahuan pada sebagian (besar)
umat Islam tentang apa yang dimaksud dengan Masjid Al Aqsha Al Mubarok?
berapa luasnya? dan bangunan apa saja yang ada di dalamnya?Ketidaktahuan Umat tentang hal ini sudah barang tentu merupakan sebuah fenomena yang menyedihkan. Dari banyak perjalanan yang saya lalui, apakah selama menunaikan ibadah Haji, atau keikutsertaan saya dalam konferensi-konferensi Islam, dan interaksi dengan berbagai elemen Umat baik di musim Haji maupun Umrah, saya punya kesimpulan bahwa kaum Muslimin masih memiliki pemahaman yang salah tentang Masjid Al Aqsha.
Karenanya saya pikir adalah sesuatu yang urgen dan mendesak untuk mengangkat dan menjelaskan permasalahan ini. Tidak bisa dianggap wajar jika seorang muslim atau seorang arab ketika dia tidak mengetahui yang mana al Aqsha, karena ketidak tahuan terhadap hakikat Masjid al Aqsa adalah awal yang memilukan bagi (ancaman) hilangnya al Aqsha al Mubarak.
Mujiruddin Al Hanbali (seorang Alim yang lahir di kota Al Quds dan merupakan keturunan dari Abdullah Ibn Umar Ibn Khattab*) dalam kitabnya Al Anas Al Jalil (sebuah buku yang secara panjang lebar menerangkan tentang sejarah Baitul Maqdis sejak didirikannya hingga tahun 900 H/1494 M dan merupakan referensi paling lengkap tentang kehidupan ilmiah pada masa Dinasti Ayub dan Raja-raja Mamluk
**Dia katakan: “ Yang populer dikalangan masyarakat bahwa al Aqsha dalam
konteks kiblat yaitu keseluruhan bangunan ditengah-tengah Masjid yang
di dalamnya terdapat mimbar dan mihrab besar. Padahal sesungguhnya yang
dimaksud al Aqsha adalah sebutan bagi seluruh komplek Masjid yang
dibatasi oleh dinding pembatas. Maka bangunan yang terdapat di dalam
masjid dan bangunan-bangunan lainnya, seperti Qubbah as Shakhrah (Dome
of The Rock), ruwaq-ruwaq (mihrab-mihrab masjid) dan bangunan-bangunan
lainnya adalah bangunan-bangunan baru. Dan yang dimaksud dengan al Aqsha
adalah komplek yang dibatasi oleh dinding pembatas.” Ad Dubbagh dalam bukunya Al Quds mengatakan: “ Al Haram Al Qadasi (wilayah harom yang suci) terdiri dari dua bangunan masjid; pertama, Masjid Ash Shakhrah (atau Qubbah Ash Shakhrah). Kedua, Masjid al Aqsha, serta bangunan-bangunan apa saja yang ada disekitarnya, hingga dinding pembatas sekalipun.”
Dengan dasar ini, jelaslah bagi kita bahwa semua kawasan yang ada di
dalam batas dinding al Aqsha al Mubarak adalah bagian tak terpisahkan
dari al Aqsha al Mubarak. Bahkan dindingnya itu sendiri merupakan bagian
dari al Aqsha. Dalam artian, dinding dan semua pintu gerbang yang ada
padanya adalah bagian tak terpisahkan dari al Aqsha yang diberkahi.
Sebagai
contoh, Dinding sebelah Barat adalah bagian tak terpisahkan dari al
Aqsha, begitu pula dengan Tembok Al Buraq yang merupakan bagian dari
Dinding Barat tersebut adalah juga bagian tak terpisahkan dari masjid al
Aqsha. Dan Ribath al Kurd yang juga bagian dari Dinding Barat,
merupakan bagian tak terpisahkan dari al Aqsha. Demikian pula dengan
semua pintu masuk yang ada di Dinding Barat tersebut seperti Pintu Barat
(Bab Al Magharibah), juga semua bangunan yang ada di Dinding Barat
seperti madrasah At Tankaziyah, semuanya bagian tak terpisahkan dari al
Aqsha al Mubarak.
Saya, yakin mayoritas Umat Islam belum
mengetahui tentang hakikat ini. Dan adalah kewajiban bagi mereka untuk
mengetahuinya. Maka bagi yang telah mengetahui hakikat-hakikat ini akan
memaaham betul bahwa telah terjadi pelanggaran yang nyata terhadap al
Aqsha al Mubarak hingga saat ini. Seperti, Perombakan dan
pengalihfungsian Tembok Al Buraq yang merupakan bagian dari al Aqsha
yang sekarang ini terkenal dengan sebutan “Benteng Ratapan” (sebagai
bentuk penyesatan makna) adalah salah satu bentuk penistaan yang nyata
dan terus-menerus terhadap al Aqsha al Mubarak. Juga penutupan Pintu
Barat (yang merupakan bagian dari al Aqsha) yang dilakukan Israel hingga
saat ini. Serta pengalihfungsian Madrasah At Tankaziyah (yang merupakan
bagian dari al Aqsha) menjadi barak militer Israel hingga saat ini.
Semua itu merupakan bentuk-bentuk pelanggaran yang nyata dan
berkesinambungan terhadap Masjid al Aqsha al Mubarak. Saya ulangi-ulangi
sebagai penegasan, dan siapa saja yang masih tidak faham tentang hal
ini, sungguh keterlaluan.
Orang yang mengetahui hakikat al
Aqsha al Mubarak maka secara otomatis akan mengetahui apa bentuk-bentuk
pelanggaran yang dilakukan secara berkesinambungan dan apa saja
penistaan-penistaan nyata yang dilakukan terhadap al Aqsha. Dan saya
ingin katakan: “ Bahwa Benteng Timur dan Benteng Utara serta Selatan
yang mengelilingi al Aqsha al Mubarak dengan semua pintu dan bangunan
yang ada padanya adalah bagian tak terpisahkan juga dari al Aqsha!!
Saya ulangi lagi, bahwa yang mengetahui dan memahami hakikat inilah yang akan mengerti nestapa dan kegelisahan yang menyelimuti al Aqsha al Mubarak!! Salah satu bangunannya yang terletak di dalam dinding pembatas telah dialihfungsikan menjadi Pos Polisi Zionis hingga saat ini, dan ini bentuk penodaan nyata yang berkesinambungan terhadap al Aqsha al Mubarak. Demikian pula dengan pelataran tanah yang terletak diantara dinding al Aqsha, sebagian orang Zionis, terutama, “Yisrael Hawkins” berupaya membangun Sinagog diatasnya, dan menyatakan secara terang-terangan tentang hal itu.
Dan bahkan secara terang-terangan mengatakannya kepada saya tentang rencana ini. Maka saya katakan kepadanya, “ Kalau itu yang kalian rencanakan, maka, (sebenarnya) kalian sedang berusaha untuk menyulut terjadinya perang dunia ketiga karena wilayah ini adalah bagian dari Masjid Al Aqsa al Mubarak. Dan cukup dengan berpikir untuk membangun Sinagog di atasnya kalian telah melakukan penodaan yang nyata terhadap al Aqsha al Mubarak!! Termasuk apa yang dilakukan Pemerintah Zionis dengan menutup pintu-pintu yang menjadi akses masuk ke pelataran ini dan bangunan-bangunan yang ada di dalamnya hingga saat ini adalah bentuk pelanggran nyata terhadap Masjid al Aqsha.
Kemudian ingin saya tegaskan lagi, seperti yang saya katakan
sebelumnya, bahwa as Shakhrah al Musyarafah (Batu yang dimuliakan)
adalah bagian tak terpisahkan dari al Aqsha al Mubarak. Serta Masjid
yang dibangun ditengah-tengah komplek Masjid al Aqsha al Mubarak dari
arah Kiblat (yang oleh Umat Islam sering dipahami sebagai 'Masjid al
Aqsha', padahal bukan itu yang dimaksud Masjid Al Aqsha (yang
sesungguhnya), beserta bangunan-bangunan yang terdapat dibawah masjid
ini yang kita sebut dengan istilah “ al Aqsha Al Qadim” (al Aqsha Kuno)
semuanya adalah bagian tak terpisahkan dari al Aqsha al Mubarak.
Begitu pula dengan Mushalla Al Marwani yang terletak disebelah tenggara al Aqsha adalah juga bagian tak terpisahkan dari al Aqsha. Berdasarkan pemahaman ini, maka rencana jahat apapun untuk mengambil atau mengubah al Aqsha Al Qadim dan Mushalla Al Marwani adalah bentuk konspirasi keji terhadap al Aqsha al Mubarak. Dan kita bertahu-tahun tertipu, lalu dengan enteng ada yang berseloroh: “ Demi terciptanya kedamaian, mengapa tidak kita serahkan saja Mushalla Al Marwani atau al Aqsha Al Qadim kepada orang-orang Yahudi?!”
Saya katakan: Bangkitlah wahai Kaum Muslimin dan bangsa Arab! Pemikiran seperti ini adalah bentuk pelanggaran keji terhadap al Aqsha. Benar! Luka begitu menganga, malam terasa panjang, kegelisahan begitu berat, kesabaran dan sumbangsih yang berkesinambungan. Maka keberanian adalah kesabaran sesaat. Dan keyakinanlah yang mengantarkan kita kepada kepemimpinan dalam beragama.
Jika kita tahu apa yang telah dipersembahkan, niscaya dengan sangat mudah dan jelas mengetahui (apa yang bisa kita dapatkan), seperti yang dikatakan Ustadz Muhammad Hasan Syarab dalam bukunya “Baitul Maqdis dan Masjid Al Aqsha”: “Masjid al Aqsha yang disebut dalam surat al Isra' semuanya adalah al Haram al Qadasi. Tempat, dimana pahala shalat disana dilipatgandakan. Dipenjuru mana saja di komplek yang dikelilingi pagar tembok itu, apakah di 'Masjid al Aqsha', atau di Qubbah as Shakhrah, atau di Musalla al Marwani atau bahkan di pelataran berpasir yang berada di dalam komplek yang dibatasi dinding tersebut. Setiap rakaat bernilai sama dengan 500 kali rakaat (dalam riwayat lain 1000 rakaat) shalat di masjid-masjid lainnya, selain Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Maka kini saatnya, wahai kaum Muslimin dan bangsa Arab, untuk bangkit dari tidur panjangmu. Dan segera tersadar dari kelengahanmu.(http://islamic-map.blogspot.com/)
Begitu pula dengan Mushalla Al Marwani yang terletak disebelah tenggara al Aqsha adalah juga bagian tak terpisahkan dari al Aqsha. Berdasarkan pemahaman ini, maka rencana jahat apapun untuk mengambil atau mengubah al Aqsha Al Qadim dan Mushalla Al Marwani adalah bentuk konspirasi keji terhadap al Aqsha al Mubarak. Dan kita bertahu-tahun tertipu, lalu dengan enteng ada yang berseloroh: “ Demi terciptanya kedamaian, mengapa tidak kita serahkan saja Mushalla Al Marwani atau al Aqsha Al Qadim kepada orang-orang Yahudi?!”
Saya katakan: Bangkitlah wahai Kaum Muslimin dan bangsa Arab! Pemikiran seperti ini adalah bentuk pelanggaran keji terhadap al Aqsha. Benar! Luka begitu menganga, malam terasa panjang, kegelisahan begitu berat, kesabaran dan sumbangsih yang berkesinambungan. Maka keberanian adalah kesabaran sesaat. Dan keyakinanlah yang mengantarkan kita kepada kepemimpinan dalam beragama.
Jika kita tahu apa yang telah dipersembahkan, niscaya dengan sangat mudah dan jelas mengetahui (apa yang bisa kita dapatkan), seperti yang dikatakan Ustadz Muhammad Hasan Syarab dalam bukunya “Baitul Maqdis dan Masjid Al Aqsha”: “Masjid al Aqsha yang disebut dalam surat al Isra' semuanya adalah al Haram al Qadasi. Tempat, dimana pahala shalat disana dilipatgandakan. Dipenjuru mana saja di komplek yang dikelilingi pagar tembok itu, apakah di 'Masjid al Aqsha', atau di Qubbah as Shakhrah, atau di Musalla al Marwani atau bahkan di pelataran berpasir yang berada di dalam komplek yang dibatasi dinding tersebut. Setiap rakaat bernilai sama dengan 500 kali rakaat (dalam riwayat lain 1000 rakaat) shalat di masjid-masjid lainnya, selain Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Maka kini saatnya, wahai kaum Muslimin dan bangsa Arab, untuk bangkit dari tidur panjangmu. Dan segera tersadar dari kelengahanmu.(http://islamic-map.blogspot.com/)
tes
BalasHapustes
Hapus